Teknologi Pertanian Modern – Pada beberapa postingan terakhir, blog ini memang hampir selalu mengulas tentang teknologi pertanian modern/canggih dari beberapa negara di berbagai belahan dunia.
Misalnya saja tentang vertical farming atau pertanian vertikal terbesar dunia di Aerofarms New Jersey, Amerika Serikat.
Atau tentang Sundrop Farms di Australia >> Canggih ! Di Sundrop Farms Australia Tanam Sayur Pakai Air Laut (Sea Water).
Atau juga tentang Wadi As Sirhan di Saudi Arabia >> Dengan Teknologi Irigasi Ini Banyak Daerah Kering Tandus Seperti Gurun Jadi Produktif.
Serta tentang teknologi pertanian modern di Jepang >> Teknologi Film Farming Asal Jepang : Bertani Tanpa Tanah Dan Sedikit Air.
Setelah saya posting, biasanya saya sempatkan untuk share ke group petani. Artikel yang saya share tersebut menuai beragam tanggapan dan komentar dari banyak petani.
Ada yang sedikit skeptis dengan itu. Misalnya “Indonesia tak perlu pertanian modern/canggih, karena percuma biaya investasinya tinggi sementara harga jual di Indonesia masih rendah kayak sekarang ini”.
Hmm,,sepertinya sih masuk akal juga ya karena saat ini harga sayur di Indonesia terkadang masih belum bisa stabil. jadi walaupun produksinya tinggi tapi belum terserap dengan harga yang tinggi.
Namun ada juga yang membalasnya dengan komentar berikut “tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar, bagaimanapun juga teknologi pertanian adalah sebuah keharusan yang perlu dipelajari dan diadopsi oleh petani”.
Nah saya lebih sepakat dengan pendapat tersebut. apalagi ke depan tenaga kerja semakin sulit. Jadi masalah harga yang murah, itu soal lain.
Harga murah memang sesuatu yang perlu diperbaiki sistemnya dan jangan lantas membuat petani menolak berbagai inovasi teknologi pertanian modern.
Lalu ada juga yang komentar “memangnya di Indonesia belum ada yang seperti itu ya?”. “Jangan cuma mengeksplor teknologi pertanian di luar neger gan, kenapa ga promoin teknologi pertanian yang ada di dalam negeri?”
Wah, ini bener juga. Di Indonesia sebenarnya banyak farm produksi yang tak kalah canggih dengan farms yang ada di luar negeri.
Hanya saja memang ga banyak terekspos. Khususnya farm di perusahaan pertanian yang biasanya memang sengaja merahasiakan teknologi yang dimilikinya. “rahasia perusahaan” begitu katanya.
Makanya juga di artikel kali ini saya mencoba mengulas salah satu farm canggih yang ada di Indonesia yang kebetulan kemarin sempat viral dan rame di media sosial.
Selanjutnya farm-farm canggih lain yang ada di Indonesia juga akan saya ulas kok. Sementara kita ulas farm canggih yang satu ini dulu.
Nama Farm-nya : Laguna Greenhouse
Farm Laguna Greenhouse, terletak di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus Jawa tengah.
Laguna Greenhouse didirikan oleh seorang petani muda millenial berusia 26 tahun bernama Stevanus Rangga Santoso di bawah naungan CV Santoso Agro.
Di farm atau lahan produksi seluas 1,3 hektar itu, Cv Santoso Agro mampu memanen melon sebanyak 6 kali dalam setahun, masing-masing panen bisa 20 ton melon premium.
Seperti Apa Itu Melon Premium ?
Melon premium atau dikenal juga dengan istilah melon eksklusif. Secara kualitas tentu diatas melon yang beredar di pasaran.
Ciri-ciri melon premium/eksklusif yaitu mempunyai buah yang mulus dan ukuran seragam, rasa yang jauh lebih manis yakni memliki tingkat kemanisan (briks) di atas 15.
Baca juga :
Untuk menghasilkan melon premium, biaasanya petani menanam dengan menggunakan teknik hidroponik, dalam greenhouse, yang lingkungannya dapat terkontrol.
Selain itu pemberian nutrisi karena menggunakan media bukan tanah, juga dapat sepenuhnya dikontrol sebagaimana keinginan petani.
Namun bukan berarti di media tanah tidak bisa dihasilkan melon premium. Sudah banyak master tani yang berhasil meskipun menanam-nya langsung di tanah.
Lalu bagaimana dengan Laguna Greenhouse? Bagaimana teknologi budidaya yang mereka terapkan dalam menghasilkan melon premium? Penasaran bukan? Oke lanjut bacanya ya.
Teknologi Pertanian Modern di Laguna Greenhouse
Ada beberapa fakta menarik tentang teknologi budidaya yang diterapkan oleh Laguna Greenhouse, antara lain :
- Mereka menanam melon di greenhouse sehingga tanaman melon bisa terlindungi dari intensitas hujan, hama penyakit, dan iklim mikro.
- Menanam melon secara teknik hidroponik dengan media cocopeat agar bisa mengontrol atau mengatur nutrisi, dengan kadar EC atau PPM tertentu, sehingga kadar kemanisan dan ukuran buah juga bisa diatur.
- Karena media-nya bukan tanah, maka tidak mengandung unsur hara sama sekali. Sehingga hasil yang petani tumbuhkan, itu adalah murni 100% dari apa yang sudah diberikan.
- Pemberian nutrisi (pemupukan) dan pemberian air dilakukan bersamaan atau dikenal dengan sistem fertigasi (fertilisasi dan irigasi).
- Sistem fertigasi diatur dengan komputerisasi. Di kontrol panel-nya, petani bisa menentukan berapa banyak nutrisi yang akan dialirkan ke tanaman melon.
- Nutrisi yang dipakai berupa pupuk kimia yang mempunyai daya serap baik yakni pupuk cair semacam pupuk AB Mix.
- Untuk pengendalian hama, dilakukan aplikasi pestisida seminim mungkin. Pengendalian hama utama melon yaitu kutu-kutuan (khususnya kutu kebul) dilakukan menggunakan yellow trap atau jebakan kuning.
- Salah satu cara penyebaran hama adalah lewat tenaga kerja yang lalu lalang masuk keluar greenhouse. Sehingga di Laguna Greenhouse tenaga kerja atau petugas harus memakai baju khusus semacam baju hasmat bewarna putih.
- Jenis melon premium yang ditanam di Laguna Greenhouse antara lain antara lain jenis melon Jepang, melon Eropa, Cina dan Jawa. Kalau dari tipenya itu tipe Japanese, Honeydew, Cantaloupe, Golden dan Korean.
- Dan fakta yang tak kalah menarik adalah bahwa farm Laguna Greenhouse itu didirikan oleh seorang millenial yang berusia 26 tahun bernama Stevanus Rangga, yang merupakan lulusan jurusan interior design (desain interior) . Bukan lulusan pertanian loh. Btw apa kabar sarjana pertanian di seluruh Indonesia ?
Kesimpulan ; Pertanian Modern di Laguna Greenhouse
Nah sobat belajartani.com, itulah beberapa fakta menarik tentang teknologi budidaya pertanian modern/canggih yang ada di Laguna Greenhouse.
Sebuah farm produksi melon premium yang menggunakan konsep dan praktek pertanian modern. Antara lain menggunakan teknologi greenhouse, tanpa tanah (hidroponik) dan sudah terkomputerisasi.
Praktek pertanian dengan terknologi modern dan canggih tersebut membuat petani mampu mengontrol kondisi iklim lingkungan, mengatur unsur hara dengan cara lebih presisi atau akurat (praktek precision farming).
Baca juga : Mengenal Teknologi-teknologi Canggih Di Era Pertanian 4.0
Tentu saja praktek pertanian seperti di Laguna Greenhouse tersebut berbeda dibandingkan dengan budidaya konvensional (penanaman di atas tanah), dimana petani akan sulit mengontrol pertumbuhan tanaman.
Hal tersebut disebabkan pada tanah terkadang sudah tersedia unsur hara tertentu. Dan terkadang juga, kandungan unsur haranya tersedia secara tidak merata.
Sehingga pertumbuhan tanaman bisa jadi tidak seragam (sama), dan kalau pertumbuhannya tidak seragam, maka dua kemungkinannya yaitu ukuran buah dan ritme panennya jadi tidak seragam.
Bagaimana menurut anda sobat belajartani.com ? Berminat menanam melon di greenhouse seperti di Laguna Greenhouse?