Dampak Penggunaan Pupuk Kimia – Salah satu faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman adalah tanah. Tanah sebagai media tumbuh tanaman memiliki peranan yang sangat vital.
Jika tanah baik maka tanaman akan tumbuh dengan baik dan memberikan hasil optimal yang menggembirakan bagi para petani.
Sebaliknya pada tanah yang tidak baik (tidak subur dan tidak sehat), pertumbuhan tanaman pun bisa terganggu.
Tanah dikatakan baik jika struktur tanahnya baik, mengandung banyak unsur hara, bebas patogen atau hama tanah, serta punya pH normal.
Faktor-faktor di atas semuanya saling berkaitan. Contohnya, pemberian unsur hara dalam bentuk pupuk kimia bisa berpengaruh pada kondisi pH tanah.

Jika pH tanah jadi asam akan berpengaruh pada ketersediaan unsur hara dalam tanah, serta tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
Dampak penggunaan pupuk kimia berlebihan
Penggunaan pupuk kimia terus menerus sepanjang tahun di tiap musim tanam, menyebabkan tanah tidak memiliki waktu istirahat untuk sekedar menyeimbangkan kondisi tanah.
Dampaknya memang dalam waktu tertentu produksi tanaman akan naik, namun pada satu titik produksi akan menurun disebabkan kondisi tanah mulai rusak, dan tidak subur.
Salah satu dampak penggunaan pupuk kimia berlebihan yaitu menurunnya pH tanah. Padahal pH tanah berpengaruh pada tingkat penyerapan unsur hara.
Seperti yang pernah kita bahas di artikel >> 3 Kejelekan Tanah Asam. Nah, pada tanah ber-pH rendah, unsur hara terutama fosfor akan terikat dengan logam berat seperti aluminium, atau besi.
Selain tak bisa menyerap unsur hara penting seperti fosfor (P), keberadaan logam berat menyebabkan tanaman keracunan, akibatnya tanaman merana.
Pertanyaannya sekarang, pupuk kimia apa saja yang menyebabkan tanah makin asam? Berikut ini kita akan berikan contoh pupuk kimia yang menyebabkan tanah asam.
Contoh pupuk kimia penyebab tanah asam
1. Urea
Mengapa pupuk urea yang kadar N nya tinggi ini justru menyebabkan tanah asam? Bukankah malah tanaman jadi subur dan sehat?
Jawabannya adalah karena penggunaan urea berlebihan meningkatkan kadar ion H+ yang menyebabkan tanah makin asam.
Jadi saat urea diberikan ke tanah, dia akan terurai menjadi amonium (NH4+). Selanjutnya amonium akan diubah menjadi nitrit (NO2-) lalu diubah lagi menjadi nitrat (NO3-).
Nah, dari proses nitrifikasi tersebut dihasilkan ion H+ sebagai residu. Dan kadarnya akan meningkat jika aplikasi pupuk ureanya juga meningkat.
2. Amonium Sulfat (ZA)
Aplikasi pupuk amonium sulfat atau ZA (NH4)2SO4, dalam air akan terbentuk ion amonium (NH4+) dan ion sulfat (SO4)2-). Nah untuk NH4+, mekanismenya sama dengan point bahasan pupuk urea.
Sedangkan ion sulfat dalam air membentuk asam sulfat (H2SO4), yang juga menghasilkan H+ sebagai residu dari proses yang dikenal dengan oksidasi belerang.
Pelepasan ion H+ secara terus-menerus sebagai efek dari aplikasi pupuk ZA berlebihan itulah yang menyebabkan pH tanah makin asam (rendah).
Penutup
Perlu diingat ya, penggunaan pupuk kimia hanya akan merusak tanah jika dilakukan terus menerus, tanpa diimbangi pupuk organik (kandang, atau kompos).
Artinya pupuk kimia tidak masalah, asalkan digunakan secara bijak agar sumber daya berupa lingkungan masih dapat digunakan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk kimia diimbangi dengan pupuk organik dan pupuk hayati merupakan wujud pertanian berkelanjutan. Apa itu pertanian berkelanjutan ?
Baca juga : Ini Beda Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Apa Itu Pupuk Hayati ?
Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, namun tak mengorbankan kemampuan generasi selanjutnya dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Maksutnya, kegiatan pertanian saat ini jangan sampai merusak sumber daya lingkungan seperti tanah dan air supaya masih bisa digunakan di masa depan.
Jadi, sekali lagi perlu keseimbangan antara pupuk kimia dan pupuk organik agar tanah tak semakin asam.
Jika perlu tambahkan pupuk hayati atau mikroba yang berguna untuk mengurai residu pupuk kimia dalam tanah.