Cara Mengatasi Kutu Kebul – Bagi kebanyakan petani horti, utamanya cabai, menanam di musim kemarau menjadi tantangan yang cukup berat.
Menurunnya debit air dan juga tingginya populasi hama membuat tanaman kebanyakan petani tidak maksimal bahkan gagal panen.
Yaps, di musim kemarau yang cuacanya cenderung panas ini, membuat populasi hama tanaman khususnya hama utama cabai cenderung mudah berkembang.
Sangat mudah sekali menemukan berbagai jenis hama pada tanaman horti, khususnya hama trips, kutu daun dan thrips.
Sayangnya ke tiga hama tersebut juga merupakan vektor virus yang dapat menularkan virus secara persisten, artinya hama tersebut bisa menularkan virus secara sumur hidup.
Atau dapat menularkan virus secara terus menerus setiap kali hinggap dan makan tanaman sehat. Kabar baiknya, virus pada kutu kebul tidak dapat ditularkan kepada generasi selanjutnya.
Keberadaan kutu kebul
Cukup mudah menemukan kutu kebul di musim kemarau seperti saat ini. Anda akan mudah sekali mendapati makhluk kecil (mirip kupu-kupu mini yang imut).
Biasanya bergerombol di bagian bawah daun baik itu daun tua maupun daun muda. Semuanya disikat sama kutu kebul.
Kalau anda saat ke lahan tidak menemukan kutu kebul pada tanaman horti secama cabai, tomat, kentang, maka anda patut curiga.
Cobalah untuk menggoyang-goyang daun atau batang tanaman, maka keajaiban akan terjadi. Anda akan melihat asap putih.
Maksud saya mirip asap putih yang mengebul, yaitu si kutu kebul yang sedang terbang karena terkejut dikira ada gempa lokal.
Hama kutu kebul di musim kemarau
Hama kutu kebul di musim kemarau perkembangbiakannya cenderung lebih cepat. Karena cuaca panas menyebabkan laju pergerakan, makan dan aktivitas kawinnya juga ikut meningkat.
Apalagi di daerah sentra penanaman sayur yang biasanya dijumpai berbagai jenis tanaman inang kutu kebul, yang juga di tanama pada waktu yang sama. Lokasinya pun berdekatan.
Di perparah lagi, adanya penanaman selama setahun terus menerus tanpa ada jeda atau rotasi tanaman lain. Tentu saja hama kutu kebul akan terus ada, dan siap menyerang semua jenis tanaman inangnya.
Dampak Serangan Kutu Kebul
Serangan kutu kebul memiliki dua dampak yaitu dampak secara langsung dan tidak langsung. Dampak langsung adalah tanaman jadi kerdil, keriting, dan pertumbuhan jadi terhambat.
Hal ini disebabkan ulah kutu kebul dan jenis tanaman kutu-kutuan lainnya yang menghisap cairan pada daun. Itu pada daun, jika serangan pada bunga, biasanya bentuk buah jadi tidak normal.
Sementara dampak tidak langsung, kutu kebul menjadi vektor atau penyebar virus. Ada banyak jenis virus yang bisa disebarkan oleh kutu kebul antara lain :
- Virus Daun Keriting Kuning (Bean Golden Mosaic Virus/BEGOMOVIRUS/GEMINIVIRUS)
- Virus Daun Keriting Cabai (Chili Leaf Curl Virus/CLCV)
- Virus Mosaic Tomat (Tomato Yellow Mosaic Virus/TYMV)
- Virus Daun Keriting Kuning Tomat (Tomato Yellow Leaf Curl Virus/TYLCV)
- Virus Kuning Urat Hausteco Virus (Pepper Hausteco Yellow Vein Virus/PHYVV)
Jika tidak ditanggulangi atau segera dikendalikan, maka dalam waktu yang tidak lama, tanaman yang terserang virus bisa menyebar secara merata, pada area yang cukup luas.
Itulah salah satu faktor yang membuat petani seringkali gagal panen. Kalaupun panen hasilnya kurang optimal. Akibatnya pasokan cabai terganggu dan harga-nya akan menggila.
Tips dan cara mengatasi kutu kebul
Keberadaan kutu kebul di area penanaman sebenarnya tidaklah menjadi masalah selama tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Namun saat terjadi ledakan hama kutu kebul, jumlah mereka akan sangat banyak. Inilah yang dikhawatirkan petani. Karena sebagian besar petani sudah pernah berurusan serius dengan hama ini.
Maka, mau tak mau petani cabai atau horti lainnya harus sudah mengetahui cara mengatasi kutu kebul khususnya saat musim kemarau.
#1. Pencegahan Kutu Kebul
Sebagaimana kata pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati. Lebih baik mengantisipasi sebelum terjadi serangan yang kalau sudah parah akan sulit dikendalikan.
Ada beberapa cara pencegahan kutu kebul antara lain :
1. Menanam di area baru yang masih belum banyak tanaman horti atau inang kutu kebul
Di lahan yang masih baru biasanya tingkat serangan hama-nya masih relatif aman. Apalagi jika di daerah tersebut masih sangat jarang orang menanam tanaman cabai atau inang kutu kebul.
Baca juga : Tips Memilih Lokasi Penanaman Cabai yang Baik
Caranya bisa menanam di daerah yang masih jauh dari area sentra sayur. Di sentra sayur, siklus hama kutu kebul biasanya masih bisa terus berputar sehingga sepanjang tahun, hama kutu kebul masih terus ada.
2. Menghindari tanam di puncak musim kemarau
Jika terpaksa menanam di musim kemarau, sebaiknya hindari menanam di puncak kemarau. Hal tersebut karena cuaca akan sangat panas, tanaman sekaligus petani akan sangat rawan dehidrasi.
Jika sudah kekurangan air maka tanaman akan rentan terhadap serangan hama penyakit. sebaiknya menanam di akhir musim hujan dimana air masih tersedia.
Baca juga : Masuk Musim Kemarau, Waspada Ledakan Hama…!
3. Jangan menanam tanaman baru di dekat atau bersebelahan dengan tanaman lama yang terinfeksi
Nah kalau ini sangat penting sekali. Sangat fatal sekali jika saat menanam tanaman baru di dekat tanaman lama yang sudah virusan. Bunuh diri namanya.
Kalaupun harus tetap di situ, sebaiknya nunggu tanaman virusan tadi dibongkar. Biasanya kutu kebul pada tanaman tua tadi akan pergi mencari tempat singgah yang baru.
4. Menanam tanaman barrier/refugia
Tanaman refugia ditanam di sekitar lahan atau di pematang, berfungsi sebagai penghalau hama agar tidak masuk ke tanaman utama/budidaya. Contohnya marigold, bunga matahari dan lain-lain.
Baca juga : Beginilah Cara Tanaman Marigold Cegah Serangan Hama
5. Menggunakan mulsa hitam perak
Mulsa hitam perak mempunyai banyak fungsi. Selain mencegah tumbuhnya rumput, juga dapat mengganggu kutu kebul dengan pantulan cahaya peraknya.
Meskipun efek cahaya perak mulsa akan hilang saat tanaman sudah besar dan menutupi mulsa, tapi pada fase tersebut tanaman sudah melewati fase kritis dari serangan kutu kebul. Dengan kata lain tanaman sudah jauh lebih tahan dibanding saat awal-awal tanam.
6. Menggunakan yellow trap atau perangkap bewarna kuning
Teknoloigi perangkap kuning berfungsi untuk mengurangi populasi hama kutu kebul dewasa. Dimana pada fase tersebut kutu kebul sudah bisa terbang, bertelur dan menularkan virus ke semua tanaman.
Berikut ini beberapa artikel yang membahas mengenai teknologi perangkap kuning, yaitu :
- Seberapa Efektif-kah Yellow Trap ?
- Inilah Sebabnya Kenapa Perangkap Hama Trips Dan Kutu-Kutuan Pakai Warna Kuning !
7. Membersihkan area tanam dari rumput inang kutu kebul
Membersihkan lahan dari rumput-rumputan, khususnya dari jenis babadotan/wedusan, adalah hal yang sepele namun berdampak besar dalam mencegah penyebaran kutu kebul. Apalagi tanaman tersebut sangat mudah ditemui di lahan.
Sayangnya banyak petani yang masih belum terlalu peduli dengan hal ini. Kebanyakan baru bingung beli obat ini itu kalo serangan nya sudah parah..hahaha.
#2. Jika terjadi serangan kutu kebul
1. Melakukan pengendalian dengan insektisida kutu kebul paling ampuh
Insektisida apa yang paling ampuh untuk kebul? Begitu biasanya pertanyaan dari petani cabai. Di pasaran ada banyak jenis merk dan bahan aktifnya.
Pada artikel ini 13 Bahan Aktif Pestisida Untuk Kutu Kebul Yang Teruji Efektif, dijelaskan bahan aktif untuk mengatasi kutu kebul.
Namun pengendalian dengan pestisida sebaiknya tetap dilakukan secara bijak, kalau perlu lakukan rotasi atau pergiliran bahan aktif agar tidak terjadi resistensi.
2. Melakukan eradikasi atau mencabut tanaman yang terserang virus
Bertujuan agar tidak jadi pusat penyebaran virus. Setelah itu sebaiknya tanaman yang sudah dicabut tadi dibuang jauh, bahkan di kubur/dibakar.
#3. Jika ingin aman tanpa kendala
Jawabannya adalah menanam di dalam greenhouse. Dengan menanam di dalam greenhouse kita tak perlu khawatir dengan hama kutu kebul, sekalipun berdekatan dengan tanaman tua, di daerah sentra sayur.
Dengan syarat asalkan greenhouse rapat tanpa celah, sehingga kutu kebul dan hama kutu lain tidak bisa masuk ke dalam greenhouse.
Untuk mengurangi pemakaian pestisida kimia, bisa menggunakan perangkap kuning (yellow trap). Bisa dipasang secara acak, tersebar di berbagai sudut dan titik di dalam lahan, ataupu mengelilingi lahan.
Penutup : Hal yang perlu diperhatikan namun sering dilupakan
1. Tidak menggunakan pakaian warna kuning saat ke lahan
Seperti yang kita ketahui, hama kutu-kutuan termasuk kutu kebul sangat peka dan suka dengan warna kuning. Prinsip yang sama seperti yang digunakan pada perangkap kuning (yellow trap).
Dengan tidak menggunakan pakaian warna kuning, dimaksudkan agar tidak mengundang datangnya kutu kebul untuk singgah dan menyebar sejauh perginya petani.
2. Melakukan rotasi tanaman
Rotasi tanaman bertujuan agar dapat memutus siklus hidup kutu kebul dengan tanaman yang bukan inang kutu kebul, sehigga populasi kutu kebul bisa ditekan atau bahkan hilang.
3. Aplikasi insektisida berbahan aktif neonicotinoid pada tanah
Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu lebah polinator. Disarankan pada saat pindah tanam, atau aplikasi semprot daun. Namun dibatasi hanya sampai periode berbunga, setelah berbunga dihentikan.
Apa itu insektisida neonicotinoid ? Silahkan baca artikel berikut >> Mengenal Insektisida Golongan Neonicotinoid, semoga bermanfaat !