Begini Cara Kerja Teknologi UHT Yang Bikin Susu Jadi Awet

Cara Kerja Teknologi UHT  – Hallo sobat semua, lanjut lagi posting-nya. Kali ini akan membahas tentang teknologi UHT yang dipakai untuk mengawetkan susu. Kedengarannya hampir mirip dengan bahasan sebelumnya yaitu teknologi VHT.

Baik UHT maupun VHT, pada intinya sama-sama teknologi sterilisasi hama/mikroorganisme yang dapat merusak atau menurunkan kualitas sebuah produk hasil pertanian.

Jika VHT (Vapor Heat Treatment) dilakukan pada komoditas buah ekspor seperti mangga, jambu, dan lain-lain (agar bebas lalat buah), maka UHT adalah pada produk cair seperti susu atau santan agar bebas bakteri.

Terkait teknologi VHT silahkan baca artikel berikut >> Teknologi VHT : Atasi Lalat Buah Pada Komoditas Buah Ekspor.

Bagi anda yang gemar minum susu khususnya susu kemasan, tentu tak asing lagi dengan istilah tersebut. Mungkin hampir semua produk susu kemasan, diberi label bertuliskan UHT di tiap kemasan susunya.

Rekomendasi :  4 Manfaat Utama Teknologi Drone Untuk Pertanian

Namun meski istilah tersebut sangatlah familiar di telinga masyarakat, saya yakin kebanyakan masih belum tahu apa sih arti dari istilah UHT.

Teknologi UHT

Susu hasil pemerahan sapi kemudian diolahe dengan Teknologi UHT

Susu sebagai salah satu produk hasil pertanian (subsesktor peternakan sapi), adalah produk yang mudah rusak, akibat interaksi mikroorganisme berupa bakteri sehingga membuat susu menjadi basi, asam dan pahit.

Untuk membuat susu awet, maka digunakanlah teknologi UHT (Ultra High Temperature), yang cara kerjanya antara lain :

  1. Memanaskan susu pada suhu tinggi 135 derajat celsius selama 3 detik.
  2. Kemudian susu langsung didinginkan pada suhu 4 derajat celsius, baru kemudian susu dapat dikemas.

Agar susu awet (berdaya simpan lama), tidak terkena udara luar, aman dari sinar matahari, dan serangan bakteri, susu UHT biasanya dikemas dengan kemasan multilapis (berbahan poliethylene dan aluminium foil) yang lebih dikenal dengan kemasan tetrapack, yang sebelumnya kemasan tersebut telah disterilisasi secara otomatis tanpa campur tangan manusia.

Teknologi UHT saat ini banyak sekali digunakan di berbagai negara produsen susu, karena teknologi UHT susu dapat bertahan selama 10 bulan dalam kondisi steril pada suhu kamar (20 – 25 derajat celsius).

Rekomendasi :  Mengenal Tanaman Vetiver, Si Ahlinya Penahan Longsor

Kesimpulan

Sebagai turunan dari teknologi Pasteurisasi, teknologi UHT punya lebih banyak kelebihan antara lain :

  1. Susu bisa awet disimpan lebih lama tanpa pengawet (10 bulan pada suhu kamar), dengan rasa dan kualitas susu tetap terjaga.
  2. Karena masa simpan lama, maka susu bisa dijadikan sebagai stok pangan dan berguna jika pada masa depan terjadi krisis pangan akibat bencana alam atau pandemi corona seperti saat ini.
  3. Susu bisa didistribusikan ke tempat yang jauh tanpa khawatir kualitasnya rusak saat di perjalanan. Namun tetap dengan catatan kemasan tidak rusak dan tidak bocor sehingga bakteri dari luar tidak bisa masuk.

Jika dilihat dari kelebihannya, penggunaan teknologi UHT dirasa cukup menguntungkan bagi kehidupan manusia.

Susu UHT juga banyak direkomendasikan oleh banyak dokter anak untuk diberikan kepada anak usia di atas 12 bulan, sebagai pengganti ASI.

Namun banyak juga pihak yang menganggap susu UHT itu rendah nutrisi karena protein pada susu rusak akibat setelah terpapar suhu yang tinggi. Nah bagaimana menurut anda?

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *