Kerugian Akibat Gulma – “Tumbuhan apakah yang tidak dikehendaki/diinginkan tapi selalu muncul di lahan budidaya ?” Ya, jawaban anda tepat. Tumbuhan tersebut bernama gulma.
Gulma biasanya orang identikkan dengan tumbuhan jenis rumput-rumputan. Namun menurut definisi secara umum, gulma diartikan dengan tumbuhan apa saja yang tidak ditanam tapi tumbuh bersama tanaman budidaya.
Itulah gulma, tumbuhan yang mudah dikenali karenanya ciri-cinya yakni mudah tersebar luas, pertumbuhannya cepat, tidak gampang mati di lingkungan ekstrem (kekeringan misalnya). Contoh tumbuhan gulma yaitu jenis rumput-rumputan, teki dan jenis wedusan/babadotan.
Selama ini tidak semua orang yang mungkin terlalu peduli dengan keberadaan gulma di lahan budidayanya, dan lebih banyak fokus pada tanaman budidayanya, buktinya lahan nya masih banyak ditemukan gulma.
Entah karena tidak mengetahui dampak gulma sehingga sengaja dibiarkan saja tumbuh atau mungkin sudah tahu tapi dibiarkan karena jika dilakukan penyiangan biaya produksi bisa bertambah.
Sebenarnya merugikan tidak sih gulma ini? Tentu saja merugikan. Hanya saja dampak kerugian akibat gulma itu jarang disadari oleh petani.
Apa saja bentuk kerugian akibat keberadaan gulma di lahan budidaya? Yuk langsung saja simak uraian berikut ini sobat BT.
#1. Gulma merebut nutrisi atau unsur hara tanaman budidaya
Keberadaan gulma di lahan budidaya, di sela-sela tanaman atau di sekitar lubang tanam, terbukti dapat menurunkan hasil panen karena gulma merebut atau menyerap nutrisi atau pupuk yang ditujukan pada tanaman budidaya.
Tidak hanya unsur hara atau nutrisi yang direbut oleh gulma, air, cahaya dan ruang tempat tumbuh. Akhirnya kita bisa lihat, karena pertumbuhannya yang cepat si gulma nampak tumbuh subur sementara tanaman budidaya jadi kurus dan merana.
#2. Gulma menghambat pertumbuhan tanaman budidaya dengan zat allelopati-nya
Sebagian gulma, ternyata ada yang mengeluarkan zat racun yang dikenal dengan zat allelopati yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman budidaya, menyebalkan banget kan gulma ini, sudah merebut jatah makan tanaman budidaya tapi masih tega dia menyakitinya, hiks hiks (emot sedih).
#3. Gulma menghambat pekerjaan petani dalam perawatan tanaman
Gulma dikatakan menghambat pekerjaan petani karena ada beberapa gulma yang berbulu atau berduri yang menyebabkan gatal jika terkena kulit atau bagian tubuh.
Seringkali petani terganggu oleh gulma yang berbulu dan berduri tadi saat perawatan tanaman maupun saat panen. Disarankan untuk menggunakan sepatu boots saat bekerja di lahan.
#4. Gulma jadi tempat bersarang hama atau serangga vektor virus
Selain dampak langsung, gulma juga berpengaruh secara tidak langsung pada tanaman budidaya, salah satunya sebagai sarang dan tempat berkembangbiak hama kutu-kutuan seperti trips, kutu daun dan kutu kebul.
Makanya meski tanaman sering anda semprot tapi jika di lahan anda masih banyak gulma, maka penyemprotan anda bisa tidak efektif. Karena bisa jadi saat anda semprot, hama akan bersembunyi di gulma dan kembali menyerang tanaman anda sewaktu-waktu.
Makanya jangan heran, walau tanaman anda sering disemprot tapi kok masih saja kena virus kuning (gemini virus), di tanaman cabai biasanya. Bisa jadi hama vektor virus tersebut masih ada dan bersembunyi di tumbuhan gulma di sekitar lahan cabai anda.
Solusinya saat anda melakukan penyemprotan, jangan hanya tanaman budidaya yang disemprot tapi sekaligus gulma, atau rumput-rumputan yang ada di dekat lahan atau tanaman anda.
#5. Gulma membuat biaya usahatani bertambah
Kalau melihat dampak negatif bagi tanaman, tentu tidak ada satupun petani yang ingin lahannya ditumbuhi oleh gulma, khususnya gulma berduri penyebab gatal maupun gulma sebagai sarang hama vektor virus.
Seringkali keberadaan gulma di lahan tidak dapat dihindarkan, walaupun jauh-jauh hari sebelum tanam lahan sudah disemprot herbisida, atapun saat olah tanah lahan sudah dijemur di bawah terik matahari.
Hal tersebut bisa disebabkan karena penyebaran gulma sangat mudah baik via udara atau air, selain itu benih atau biji gulma juga tahan sekalipun dalam kondisi ekstrim dan dapat segera tumbuh saat terkena air.
Untuk mengatasi dan mengendalikan gulma maka terpaksa petani mengeluarkan biaya tambahan untuk penyiangan maupun untuk membeli herbisida. Karena kalau gulma tidak dikendalikan bisa menimbulkan efek domino.
Baca juga : Jenis-jenis Biaya dalam Usahatani
Yang pada akhirnya berdampak pada penurunan kualitas panen yaitu bentuk buah jadi tidak normal karena nutrisinya direbut, serta penurunan kuantitas/tonase/beratnya tidak standar karena nutrisi dan airnya sudah direbut gulma.
CARA PENGENDALIAN GULMA
Berdasarkan sifat dan dampak merugikan gulma bagi tanaman, sebagaimana diuraikan di atas maka gulma dapat digolongkan sebagai salah satu jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Oleh karenanya eksistensi dan populasi-nya perlu dikendalikan untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan gulma. Pengendalian gulma bisa dilakukan secara kultur teknis, mekanis maupun kimiawi.
1.Pengendalian gulma secara kultur teknis
Yaitu melakukan kegiatan olah tanah dengan baik, sehingga gulma atau benih gulma mati. Kalaupun tumbuh, posisi tanaman budidaya sudah besar dan tidak terganggu fase pertumbuhan-nya.
2.Pengendalian gulma secara mekanik
Dilakukan dengan alat, seperti cangkul, sabit ataupun dicabut langsung dengan tangan. Kalau di luar negeri yang lahan pertaniannya luas penyiangannya sudah menggunakan traktor.
3.Pengendalian gulma secara kimiawi
Dilakukan dengan aplikasi herbisida. Aplikasi herbisida bisa dengan power sprayer, dengan tractor sprayer, drone sprayer ataupun dengan pesawat terbang. Aplikasi bisa dilakukan sebelum tanam, maupun setelah tanam.
Bagaimana teknik aplikasi herbisida yang tepat bisa anda baca artikel berikut >> Teknik Aplikasi Herbisida Efektif dan Efisien untuk Pengendalian Gulma.