Teknologi Drone Untuk Pertanian – Drone dalam bahasa Inggris berarti “lebah jantan”. Ya lebah merupakan hewan yang memiliki kemampuan terbang yang handal. Mungkin dari situlah inspirasi penggunaan nama drone untuk pesawat tanpa awak.
Nama lain drone adalah UAV, atau unmanned aerial vehicle yang berarti pesawat tanpa awak, pesawat yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Teknologi drone sendiri sebelumnya lebih banyak digunakan di bidang militer sebagai pesawat pembom atau sebagai pesawat pengintai. Pada intinya penggunaan teknologi drone adalah untuk pekerjaan beresiko tinggi dan berbahaya jika dilakukan oleh pesawat berpilot.
Selain militer, drone juga dipakai di bidang geografi untuk melakukan kegiatan penginderaan jarak jauh seperti membuat peta. Kini teknologi drone tanpa terkecuali juga dimanfaatkan di bidang pertanian.
Pada artikel ini anda akan tahu, digunakan untuk apa saja teknologi drone untuk bidang pertanian.
#1. Analisis lapangan (Field Analysis)
Analisa lapangan dengan teknologi drone dilakukan saat perencanaan tanam. Beberapa hal yang bisa dianalisa yaitu bagaimana kondisi tanah awal, bagaimana kandungan nitrogennya dan bagaimana kondisi jaringan irigasinya.
#2. Penanaman (Planting)
Merupakan sebuah terobosan hebat karena drone bisa membantu proses penanaman benih. Caranya dengan menembakkan/menebarkan benih sekaligus pupuk ke tanah. Drone akan bekerja secara otomatis mengikuti skema yang dibuat pada perangkat android, dan akan akurat karena dukungan teknologi GPS.
Tentu saja teknologi ini bisa menghemat waktu dan biaya tenaga kerja. Penebaran benih untuk lahan 1 hektar, paling tidak bisa mencapai 50 kg selesai dalam waktu 1 jam.
#3. Pemantauan tanaman (Remote Monitoring)
Akan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi anda untuk memantau tanaman anda apalagi lahan yang anda miliki cukup luas. Namun dengan drone yang memiliki kamera pengintai dapat membantu anda mengecek lahan anda, aman atau tidak, sehat atau tidak, kekeringan atau tidak.
Teknologi drone membutuhkan teknologi lain untuk dapat bekerja sebagaimana yang diinginkan. Tanpa adanya penyematan teknologi lain seperti teknologi sensor, tentu saja drone tak ubahnya sebuah obyek terbang tanpa awak saja.
Oleh karenanya perlu disematkan perangkat sensor berupa teknologi kamera inframerah yang dapat mengidentifikasi, menganalisa dan mengukur apakah tanaman anda sehat, apakah terdapat gejala serangan hama penyakit. Pengukurannya menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index).
Metode NDVI biasa digunakan oleh NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) untuk mengetahui tingkat kehijauan daun. Semakin tinggi nilai NDVI, berarti tanaman sehat dan bewarna hijau. Sebaliknya semakin rendah nilai NDVI, maka tanaman akan menunjukkan warna kuning yang berarti tanaman tidak sehat.
Warna kuning pada daun tanaman bisa menggambarkan gejala serangan hama penyakit tanaman misalnya adanya serangan virus sekaligus vektor hamanya, karat daun, blas, penggerek batang dan lain-lain.
#4. Penyemprotan tanaman (Spraying)

Setelah dilakukan pemantauan tanaman, dan hasil analisanya tanaman terserang penyakit, maka langkah selanjutnya bisa dilakukan tindakan penyemprotan pestisida menggunakan drone.
Sebelum teknologi drone digunakan, petani lebih dulu sudah menggunakan pesawat terbang untuk menyemprot tanaman mereka baik itu air (irigasi), pupuk maupun pestisida. Penyemprotan dengan drone atau pesawat terbang tentu jauh cepat dan hemat dibandingkan dengan cara tradisional (dengan knapsack).
KESIMPULAN
Nah, sobat tani, kini anda sudah tahu kan bahwa teknologi drone banyak manfaatnya untuk pertanian. Jika melihat uraian di atas, drone bisa sangat bermanfaat untuk koleksi data lapangan dan deteksi dini kondisi tanaman.
Deteksi dini akan membantu petani mencegah serangan hama penyakit sehingga meminimalisir kegagalan panen akibat serangan hama penyakit yang massif. Terlebih bagi petani yang mempunyai area tanam yang luas.
Untuk saat ini kendala bagi pengembangan teknologi drone adalah teknologi sensor yang masih perlu ditingkatkan lagi kualitasnya sehingga bisa menghasilkan data yang akurat.
Teknologi drone sebagaimana sifat dari teknologi itu sendiri, masih akan terus berkembang ke depannya. Di masa yang akan datang drone diperkirakan akan bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang belum bisa dilakukan hari ini.
Dengan penambahan teknologi lain seperti teknologi robotik dan satelite, bukan mustahil drone bisa melakukan pekerjaan seperti panen sekaligus pendistribusiannya ke pusat-pusat pengolahan ataupun langsung ke konsumen akhir.
Kini drone yang banyak beredar di marketplace memiliki jenis dan bentuk yang bermacam-macam, ada yang 4, 6 dan 8 baling-baling, dan harganya pun bervariasi tergantung fitur yang ditawarkan, semakin canggih tentu semakin mahal.
Kontributor : DSIP (Mahasiswi Pertanian Universitas Brawijaya/UB)