Teknik Olah Tanah Pertanian – Hallo sobat BT, apa kabarnya di tahun baru ini? Semoga selalu diberikan kesehatan dan rejeki yang melimpah ya. Semoga resolusi tahun ini bisa tercapai, dan bisa jauh melampaui pencapaian tahun lalu, aaamiiin.
Di postingan pertama tahun ini, saya akan membahas tentang 4 jenis teknik olah tanah pertanian. Pentingnya olah tanah atau pengolahan tanah pada lahan pertanian sudah pernah kita bahas pada artikel berikut ini >> Cegah Layu Sejak Dini dengan Pengolahan Tanah yang Baik, anda bisa baca disana.
Dalam konsep panca usaha tani, oleh tanah ada di nomer pertama. Hal tersebut adalah gambaran betapa pentingnya olah tanah itu, dan olah tanah itu menjadi salah satu faktor utama kesuksesan usaha tani.
Tanah sebagai media tanaman untuk tumbuh musti dikondisikan dalam keadaan yang paling baik. Tanah yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula sehingga di tanah yang baik tanaman dapat tumbuh dan berproduksi maksimal.
Pada intinya olah tanah tersebut berguna untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah yang mungkin sudah mengeras serta sebagai bentuk sanitasi lahan agar lahan bebas dari hama penyakit dalam tanah, sehingga tanaman dicegah sedini mungkin dari potensi layu.
Olah tanah jika didasarkan atas alat atau teknologi yang digunakan dibagi menjadi 2 jenis yaitu secara tradisional dan secara modern yakni dengan mekanisasi mesin pertanian (farm machinery).
Olah tanah secara tradisional masih mengandalkan tenaga hewan ternak dan tenaga manusia, baik untuk membajak maupun untuk mencangkul. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan mesin pertanian seperti traktor seolah menjadi sebuah keharusan.
Negara yang pertaniannya sudah maju di Asia seperti Jepang dan Thailand, juga sudah melakukan upaya mekanisasi secara menyeluruh lebih dahulu dibandingkan Indonesia.
Baca juga :
- [10 Fakta Pertanian Thailand] Kenapa Pertanian Thailand Lebih Maju ?
- [Fakta] Potret Kemajuan Pertanian Di Jepang
Dengan mekanisasi lahan berapapun luasnya tidak masalah. Dari segi waktu pengerjaan jauh lebih cepat dan tidak membutuhkan tenaga kerja banyak sehingga juga menghemat biaya.
Sedangkan dari tingkat intensitasnya, teknik olah tanah atau pengolahan tanah dibedakan menjadi 4 jenis antara lain kita bahas satu persatu di bawah ini.
#1. Teknik Olah Tanah TOT (Tanpa Olah Tanah/Zero Tillage)
Mungkin agak sedikit rancu teknik oleh tanah yang satu ini, olah tanah tapi kok tanpa olah tanah, bingung kan? Pada teknik ini, lahan tidak perlu di bajak (plough) ataupun diberi perlakuan macam-macam seperti aplikasi pengapuran, aplikasi pupuk dasaran.
Prinsipnya hanya membersihkan lahan dari gulma dengan melakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu sampai gulma mati baru lahan akan langsung ditanami. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa dasar, karena lahan masih dianggap masih subur karena baru sekali ditanami. Contoh menanam jagung atau sayur pada bedengan yang lama.
#2. Teknik Olah Tanah Minimum (Minimum Tillage)
Kalau pada teknik olah tanah TOT sama sekali tidak ada pengolahan, maka pada teknik oleh tanah minimum sudah dilakukan pengolahan tanah namun hanya sekedarnya saja sesuai kebutuhan, misalnya hanya pada zona perakaran saja (tanpa merusak struktur lahan yang ada). Setelah itu juga bisa ditambahkan pupuk dasaran.
Olah tanah minimum sangat mudah dilakukan apabila tanah bersifat gembur (tidak keras). Contoh olah tanam minimum adalah olah tanah pada lahan atau tanah berpasir yang beresiko tinggi terjadinya erosi. Biasanya lahan tersebut berada di kemiringan/lereng-lereng.
Komoditas yang ditanam biasanya tanaman jagung atau ubi-ubian. Walaupun terkadang hasilnya jadi kurang maksimal, paling tidak lahan-lahan marjinal di lereng-lereng masih bisa ditanami dan menghasilkan (tapi tidak sampai merusak struktur tanahnya).
#3. Teknik Olah Tanah Optimum (Optimum Tillage)
Teknik olah tanah optimum sebenarnya hampir sama dengan teknik olah tanah minimum, bedanya kalau di teknik olah tanah optimum ini hampir semua bagian lahan diolah. Namun lebih diprioritaskan pada areal lahan mana yang sekiranya perlu dilakukan pengolahan dan jika tidak dilakukan pengolahan khawatir berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Contoh penerapa teknik olah tanah optimum dilakukan pada lahan bekas padi yang akan ditanami semangka. Kita lihat lahan hanya diolah pada bagian tanaman akan tumbuh yang dibuat bedengannya. Selain itu juga dibuat parit-parit pembuangan atau sistem drainase, sedangkan bagian lahan lainnya dibiarkan begitu saja, meskipun masih ada bekas tanaman padinya.
#4. Teknik Olah Tanah Maksimum (Maximum Tillage)
Teknik olah tanah maksimum dari namanya kita tahu bahwa olah tanah dilakukan secara maksimal atau menyeluruh. Teknik olah tanah maksimum bisa disebut juga olah tanah intensif atau olah tanah sempurna.
Dikatakan olah tanah sempurna karena memang proses olah tanah dilakukan dari tahap awal hingga akhir sampai lahan siap ditanami, yakni mulai lahan mulai di bajak, penjemuran, penggaruan, pemberian pupuk dasaran dan pembuatan bedengan. Tak lupa juga saluran drainase agar akar tanaman tidak kebanjiran.
Demikian bahasan tentang 4 jenis teknik olah tanah pertanian yang ada dalam budidaya pertanian. Semoga bermanfaat. Jangan lupa bagikan ke saudara, sahabat atau teman anda yang lain ya. Terimakasih^^